>

JANGAN TINGGALKAN WARISAN BENCANA TERHADAP GENERASI


MUSIBAH ADALAH SUATU GAMBARAN PERBUATAN
Yang tidak akan memilih korbannya

LSM LASKAR HIJAU INDONESIA:Bogor 01/Jan /2020
Musibah Adalah suatu gambaran perbuatan , baik yang dilakukan orang lain maupun yang kita lakukan.
Seperti bencana alam banjir bandang yang sangat erat kaitannya dengan ulah daripada manusia yang serakah,yang tidak pernah mengindahkan nasihat nasihat dari orang yang lebih mengerti tentang alam.
Musibah tidak akan memilih siapa yang akan menjadi korbannya,semua akan terkena dampak dari ulah pernuatan yang serakah. .

u

Banjir bandang atau air bah adalah banjir besar yang datang secara tiba-tiba dengan meluap, menggenangi, dan mengalir deras menghanyutkan benda-benda besar (seperti kayu dan sebagainya) Banjir ini terjadi secara tiba-tiba di daerah permukaan rendah akibat hujan yang turun terus-menerus. Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir bandang dapat mengakibatkan kerugian yang besar.
Faktor utamanya sangat jelas disebabkan oleh kerusakan alam yang dilakukan oleh manusia manusia yang serakah.
Penebangan liar,dan galian tambang sangat berdampak pada kerusakan alam.sehingga tidak ada lagi tempat untuk resapan air hujan karena tutupan pohon sebagai penahan air hujan sudah semakin menipis.
Maka untuk menghambat terjadinya musibah banjir bandang ini,dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk lebih prihatin dan peduli terhadap alam sekitar.
Mulailah membuat gerakan penenanaman didalam satu keluarga minimal 1 orang 1 pohon ataupun lebih demi kelangsungan hidup generasi kedepan,sehingga bencana banjir bandang ini dapat teratasi dengan baik.     



Berkurangnya Tutupan Pohon

Tutupan pohon berperan sangat penting dalam menjaga keseimbangan hidrologis suatu DAS. Dengan terjaganya tutupan pohon, tanah mampu terus meresap air. Hal ini karena tingginya kandungan bahan organik yang membuat tanah menjadi gembur serta pengaruh akar yang membuat air lebih mudah diresap ke dalam tanah. Ketika tutupan pohon berkurang, keseimbangan hidrologis lingkungan sekitarnya juga akan mudah terganggu. Air hujan yang turun akan sulit diresap oleh tanah dan lebih banyak menjadi aliran air di permukaan

Selanjutnya untuk meminimalisir bencana yang lebih dahsyat yang bisa saja terjadi kapan saja, maka kita harus bersatu untuk menjaga lingkungan ketika lingkungan alam kita dirusak oleh siapapun.dan yang paling terpenting buanglah sampah pada tempatnya masing masing,karena sampah adalah hal yang utama menjadikan banyak bencana di bumi ini.memang kelihatannya sangat spele namun jika sudah menggunung atau menumpuk pasti akan berdampak pada kerusakan yang lebih parah.


Upaya Mitigasi dan Adaptasi Menghadapi Banjir

Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir dan longsor, salah satunya dengan mempertahankan dan menambah tutupan pohon di wilayah DAS agar fungsi hutan kembali menjadi penyimpan air yang efektif. Kita juga perlu memantau ancaman kegiatan penebangan pohon dari perambahan dan pertambangan di wilayah DAS. Platform seperti Global Forest Watch dapat memantau kehilangan tutupan pohon mingguan sehingga dapat mengidentifikasi indikasi deforestasi secara cepat dan upaya mitigasi dapat dilakukan oleh pihak terkait. 



 Hasil analisis GFW juga mengindikasikan berkurangnya tutupan pohon di DAS Jeneberang (Provinsi Sulawesi Selatan) dan DAS Bengkulu (Provinsi Bengkulu) masing-masing sebesar 1.990 dan 11.400 ha pada periode yang sama. Kegiatan perambahan hutan dan penambangan liar yang marak telah menyebabkan kerusakan DAS di hulu sungai, yang memperbesar risiko terjadinya banjir dan longsor. Satu hal yang harus digarisbawahi di sini adalah berkurangnya tutupan pohon merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir dan longsor, namun bukan merupakan faktor tunggal terjadinya bencana tersebut. Faktor lain juga berpengaruh terhadap terjadinya bencana ini seperti cuaca ekstrem dan kondisi topografis wilayah.



Cukup banyak pengawas dalam memantau kegiatan perambahan hutan,namun semakin banyak pula oknum oknum yang turut serta menjadi pemainnya,sehingga kegiatan perusakan hutan masih saja belum dapat teratasi.disamping penegakan hukum yang lemah membuat para pelaku semakin melenggang tanpa ada rasa takut.

Semoga dengan adanya Forum Koordinator Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (FKPDAS)setidaknya mampu mengurangi dampak  bencana banjir bandang di muka bumi ini,walaupun kita bukan sebagai penegak dalam hal  perusakan alam,namun setidaknya kita mampu mengurangi atau menghambat lajunya dampak bencana banjir bandang yang lebih besar lagi.
Dengan didasari niat yang tulus Insya Allah semuanya akan berjalan dengan lancar .
Mulai saat ini marilah kita
Gemakan ke pada seluruh masyarakat dimanapun agar " Jangan meninggalkan warisan Bencana Terhadap Generasi Mendatang ".

Salam Laskar Hijau Indonesia. By Eddy Chang